Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Sabtu, 21 September 2013

Tragedi Desa Nunuk 4

Hari ini, tanggal 22 Agustus 2013. Ya, gue kira kalau hari ini enggak ada apa2. Gue sih rencananya mau lanjut neliti. Tapi...

Tiba2, gue dapet berita yang cukup mengagetkan: gak ada anak2 antrop yang mau jad volunter menggantikan jaga malam si Botak dan si Pepep.

Alamak gimana?

Masa, gua?

...

Dan telah diputuskan, ada tiga orang yang (terpaksa) bersedia menggantikan Botak dan Pepep. Tiga orang itu ialah: Bacang, Nendi, dan M. Ardi Pritadi (baca: ya ini mah gue sendiri, ya). Shit mamen!

Sorenya, gue sama Nendi langsung aja bersiap2 menuju ke sana. Naik motor. Keluar Wanasari, langsung ke jalur pantura. Dan gue pakai kaos oblong (gak pake jaket) dan cuma pake sendal. Pake helm sih tapi. Sial banget rasanya.

Nyampe2 di RS Plumbon, kaki gue gemeteran akibat gak kuasa menahan letihnya perjalanan panjang naik motor! Gue emang cukup biasa ngelakuin perjalanan panjang, tapi pake mobil! Gak pake motor! Sekalinya pake motor, gue mabuk dah! -,-

Di RS sana, gue sama Nendi langsung aja bertukar pikiran soal motor dan pergantian buat besok sama Pepep dan Botak. Rencananya, besok yang bakalan datang sih antara Bacang, Mbing, Damar, atau Yoga. Ya, siapapunlah itu... Tetapi... KECUALI, SI TANGO, BANGSAT??

 Gak lupa kami berdua menyapa dan berbincang sebisanya kepada ibu bapaknya Zae dengan ramah. Setelah itu, kami berbincang dengan Zae.

Ketika gue mendapatkan kesempatan buat berbicara dengan Zae secara personal, ada empat hal yang menjadi stressor buat dirinya: penelitian, teman buat diajak bercanda, pengen cepat2 pulang dari sini (ya di RS kan bosen, gak bisa ngapa2in juga) dan mengobrol, dan dendamnya sama si tengil TANGO. Yeah, I'm so fucked up, too, Zae.

Dan dengan terpaksa... Benar juga... Dengan metode mengalihkan perhatiannya, gue berbincang dengannya melalui topik2 pembicaraan lainnya. Seperti otomotif Ford, laptop, Wancak, dan sebagainya. Intinya, gue terus berupaya ngomongin soal empat hal tersebut lebih dalam lagi ke Zae. Jadi, biar Zae bisa lupa mengenai soal2 naas seperti kecelakaan, operasi, opname, dan tentu saja... Hubungan antara dirinya dengan Tango...

Gue ketiduran di atas tikar yang disediakan oleh bapak ibunya Zae. Sesekali gue kebangun pada pukul 02.45 WIB dini hari. Zae minta tolong buat pipis. Kedua orang tuanya langsung membantu. Saya bangun, dan langsung menawarkan bantuan. Tentunya, mereka menolak dengan lembut. Saya menggeleng2kan kepala dan cukup bertanya dalam hati, "Egh... Ada gunanya gak sih, gue di sini?".

...

Pagi subuh gue kebangun buat menunaikan sholat subuh. Setelah itu, gue kembali ke kamar buat tidur lagi. Ini pun gue udah minta izin sama Zae dan kedua orang tuanya. Nendi juga ikut ketiduran toh. Hingga akhirnya kami terbangun gara2 ada suster cantik membangunkan kami, "Ayo... Mas2 yang ganteng2... Permisi dulu ya, soalnya mau dipel ini...". Oh, untung cantik, jadi kami berdua langsung aja nurut!

Oke, perkaranya bukan soal susternya yang cantik, ya? -,-

Hingga sore telah tiba, kami berdua bertemu dengan Bacang dan Yoga di RS. Kami langsung saja pulang. Dan... Sesampainya di Desa Nunuk (tetep aja) kaki gue gemetaran setengah mati! Gak kuat gua!

I'M SO FUCKED UP, AFTER ALL!! :"(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar