Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Sabtu, 21 September 2013

Tragedi Desa Nunuk 3

"Eh, Di. Kamu mau enggak, ikut jenguk Zae hari ini?", tanya Pepep. Gue jawab, "Kapan, sore ini? Waduh..". Pepep menjawab, "Ya, kalo ngeberatin enggak usah...". Gue langsung 'menepis', "Enggak. Gue ikut. Gue rela jadi volunter.".

Gue lantas nanya, "Jadi, gimana sih ceritanya. Kok Zae bisa ampe dapet kejadian naas gitu?"

Gue menjawab, "Ooh...".

...

Apakah keputusan itu tepat?

Sorenya, gue bersama dengan beberapa teman lainnya langsung aja berangkat buat jenguk Zae pukul 14.43 WIB pada hari ini, tanggal 21 Agustus 2013. Ada dua tuan rumah yang ikut menemani kami, yaitu Pak Engkun sebagai tuang rumahnya Zae dan Tango dan Pak Kanadi sebagai tuan rumahnya Nendi dan Pepep. Ada beberapa cowok yang ikut juga seperti Botak, Pepep, Bacang, Nendi, Yoga, dan seorang dosen yaitu Mas Ezra (kalo ada yang ngerasa gak kesebut, mohon maaf. Gue lupa nge recall juga, soalnya). Kami semua ke sana.

....

Di tengah perjalanan, hati gue makin sedih. Terang banget. Gue bukanlah orang yang gampang banget ngelupain perasaan sedih. Pak Engkung dan Pak Kanadi kemudian menyapa saya dengan ramah, "... Kenapa mas? Sedih benar (tertawa kecil)... Udah, enggak usah sedih... Lihat, tuh, pemandangan... Orang menanam kebun... Gak ada kan, di Jakarta...". Saya tersenyum kecil.

Dan itulah senyum terkecil gue yang pernah gue timpakan ke orang lain. Ke orang yang baru aja gue kenal lagi. Sungguh ceroboh diri gue. I cannot keep my emotion in check, after all :(

Tibalah kami semua di sana. Pas banget Kumandang Adzan Maghrib menggetarkan lahir batin kami semua. Selesai melaksanakan ibadah dengan syahdu tersebut, kami langsung saja menunggu kabar yang cukup menyedihkan: Zae mesti dioperasi buat benerin patah tulangnya malam ini.

Kami langsung ke dekat ruang perawatannya, atau apalah itu sebutan ruangannya, gue gak paham, maklum gue bukan anak kedokteran. Nah, di sana bersama dengan dosen kami menyapa kedua orang tuanya yang baru aja datang. Ya, kami semua dalam keadaan yang sangat berduka. Kami juga telah bertemu dengan Rakhmat dan Aria yang telah menunaikan tugasnya buat jaga malam hari ini. Dan mereka pun juga merasakan duka yang berat.

Sembari menunggu operasi hingga pukul 09.47 WIB, kami semua berbincang mengenai cita-cita dan impian.

... Layaknya anak kecil! Ketika kita sedang sedih, maka kita akan dialihkan perhatiannya kepada hal-hal lainnya. Yang penting, kita jangan ampe omongin perkara naas ini.

Gimana bisa!!?? Dan, gue terlanjur mengalami konflik batin ini!

KALAU SEDIH, BILANG AJA SEDIH, BILANG AJA DUKA!

DAN BAGI YANG SEHARUSNYA BERTANGGUNG JAWAB (BACA: TANGO), KENAPA LO ENGGAK YANG JADI PANITIA JAGA MALAM?? MENTANG2 PEPEP ANAK KESEJAHTERAAN MAHASISWA, JADINYA MALAH PEPEP YANG NGURUSIN YANG BEGINI2AN...


....

Setelah Zae selesai dioperasi, kami langsung menghadap ke dia. Ya. Tampangnya dia kelelahan sekali. Terlihat jelas. Apalagi, mendengar tadi bahwa ia cukup ketakutan sama operasi - berdasarkan ceritanya Aria dan Rakhmat (baca: ya, gue juga kalo disuruh operasi ya juga ketakutan, lah!).

Tapi, dia perlahan bangun. Zae melihat kami semua. Dan kami semua... Serta merta... Mengolok2nya... (lho?). Kata Botak, "Heh, patah tulang segala! (tertawa terbahak2)". Gue lalu melihat Zae berkata, "Fuck you, Tak! (tertawa)".

Zae, gue seneng banget... Lo masih bisa merasakan kebahagiaan sekalipun kondisi lo lagi kritis begini :"(

Akhirnya, terjadilah kesepakatan jaga malam. Hari ini yang bertugas jaga malam ngegantiin Rakhmat sama Aria ialah Botak sama Pepep. Deal.

Kami pulang dan tiba di Desa Nunuk pukul 22.34 WIB. Kami mula2 ke Balai Desa dulu. Mau makan di warung soalnya. Di sana disediakan mie rebus banyak banget. Kami semua yang pulang makan mie rebus dobel dan minum teh anget terlebih dahulu.

Sekedar menenangkah lahir batin.

.... :"(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar