Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Sabtu, 04 Juni 2011

Curhat Lagi - Pertanyaan Mengenai Ospek

Assalamu'alaikum wr wb.

Teman2. Inilah, kembali lagi ke sesi yang agak lebih serius lagi. Bakal singkat tapi mudah2an padet. Oke. Jadi, ada pertanyaan penting mengenai ospek di kaskus. Ada TS (Thread Starter, yang bikin thread) yang bertanya tentang keberadaan ospek. Apa perlu ospek itu ada?

Ospek dengan perpeloncoan adalah hal yang salah! Intinya begitu!

Tidak sesuai dengan HAM dengan isinya yang substansial! Tidak sejalan dengan empat garis besar national character kita tercinta! Dan sejalan dengan penjajahan serta bahaya laten dari ideologi2 serta budaya2 tandingan yang melawan banget arus serta mainstream dari ideologi tercinta kita, yaitu demokrasi kerakyatan, seperti yang telah ditawarkan oleh Gregory Bateson serta Muhammad Hatta - Bapak Koperasi Nasional!!

Apakah kita mau menyia2kan perjuangan bangsa dan negara saat dijajah? Kalau mau, silahkan, lakukanlah segala macam perpeloncoan yang Anda bisa!


Langsung aja deh.

Berikut sumbernya : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8788576

Threadnya adalah

Pro-kontra OSPEK !! (Yg ngerasa pernah sekolah masuk..)

Mav sebelumnya klo mungkin udh pernah ada yg nulis thread kaya gini (atawa dalam bhasa kaskusnya repost).
Tapi kali ini ane cuma mw nambahin pollingan jd agan2 yg udh masuk sini diharapkan mengisi polling. Data hasil polling ini jg bsa dijadiin bahan acuan kalo2 ada yg mw bikin karya tulis tentang beginian.
Oke, langsung aja ya.. (Ane rasa judul thread ini udh cukup mewakili kesuluruhan isi thread)
Setujukah agan2 dengan adanya ospek ?
Klo TS pribadi sih gk setuju dengan tradisi ini. Tanya kenapa ?? Ya jelas aja cuma buang2 waktu. (Udah gitu bukannya malah mengakrabkan antara senior dengan junior yg ada malah sebaliknya.)
Jujur aja TS yg skarang kuliah baru semester 2 udh empet bgt ama yg beginian. D kampus ane tiap2 junior (maba) diharuskan ikut 2 ospek, yaitu ospek kampus dan ospek jurusan. Walopun dalam prakteknya pihak kampus tidak menggunakan istilah ospek, tapi tetep aja para senior2 yg "gila hormat" itu tetep bertindak seenak udelnya aja. Udh gtu parahnya, untung nya bukan di jurusan ane. Ada salah satu jurusan di kampus ane yg meski skarang udh semester 2 tapi masih ada yg gelar acara ospek (bilangnya sih ospek penutupan). Gila gk tuh, temen2 ane udah pada kaya orang gila d kampus (pake pita, name text, nyanyi2 bwt senior)
Udh sgini dulu unek2 dari TS, skarang tinggal ane nih yg nunggu tanggapan dari para agan2 skalian khususnya yg pro sma kegiatan OSPEK (biasanya orang2 BEM nih) cmiiw


Dan ane, gue, Saya, Ana, I (udah ah capek) menjawab :

Exclamation

Mungkin ane bisa jelasin beberapa, kenapa ane gak setuju :

1. Itu adalah praktik perpeloncoan. Dan itu tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia secara substansial. Kalau dari perjuangan 1789, tidak sesuai dengan asas persamaan (egalite) persaudaraan (fraternite) sama kebebasan (liberte). Lalu, dengan pasal HAM juga melanggar pasal yang berkaitan dengan perlindungan Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak (lihat UUD 45 yang isisnya koheren dengan HAM) serta hak untuk aman dari rasa takut

Hak sipil dan politik : Pasal 7 yang isinya adalah hak untuk tidak disiksa, pasal 9 yaitu hak atas kebebasan dan keamanan dirinya, pasal 19 yaitu hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan atau tekanan tertentu - ini juga koheren dengan pasal 28 UUD kita yang memeredekakan masyarakat untuk berpikir dan berpendapat yang bertanggung jawab (ingat bahwasannya Ospek yang berlebihan terkadang - malah keseringan pula tidak mau mendengar pendapat anak baru, kalaupun didengar terkadang pula dibuang atau ditolak secara halus)

Hak ekonomi, sosial, dan budaya : Pasal 11 hak untuk kehidupan layak (hidup bermartabat, gak cuma cerdas secara otak tetapi juga secara akhlak. Banyak kasus yang ketika senior memberikan pengarahan secara represif dan koersif, bukannya anak baru mentalnya makin bagus tapi malah turun pada beberapa anak tertentu yang kelainan mental *maaf* atau emang gak kuat mental *maaf, kasihan banget* . Serta pasal 13 yaitu hak untuk pendidikan (bolehlah ospek untuk mendidik, tapi jangan ampe sikap koersif dan represif yang berlebihan - balik lagi ke yang tadi - justru malah menjatuhkan mental anak baru sehingga prestasinya cenderung menurun dan akan menyebabkan fataliteritariat alias pembodohan, ini yang mesti dihindari.

2. Terkadang ospek mengajarkan kepada anak barunya akan nilai2 yang inheren dengan budaya politik nasional

Secara antropologis, Gregory Bateson menawarkan konsepsi yang disebut national chaarcter, yaitu bagaimana suatu bangsa bisa memiliki suatu pandangan atau falsafah hidupnya sendiri secara merdeka serta substansif dan dari situ pula agar kehidpupan politik dan keteraturan sosial dapat berjalan dengan lancar. Nah, di Indonesia, apa konsep yang tertera pada itu? Yaitu Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, GBHN, dan ideologi demokrasi kerakyatan yang pastinya koheren dengan staatsfundamentalnorms.

Coba Anda bayangkan. Apabila peran senior secara pura2 yang mengajarkan kepada anak baru secara koersif, represif, malah kadang2 gak bener dan selalu men-judge bahwasannya "Oh anak baru selalu salah" tentu saja inheren dengan berbagai nilai falsafah hidup berbangsa dan bernegara kita.

Okelah, secara pendidikan laten atau kurikulum terselubung, kita tahu bahwasannya itulah yang tidak terlihat, think beyond the commonsense, yaitu mereka berkata kasar karena mengajak kita untuk kuat mental, jangan ampe tergoda dengan kemarahan, dan segala macem, pokoknya, tahan nafsu ammara aja.

Tetapi, sekali lagi apakah itu cocok dengan keadaan berbangsa dan bernegara?

Menurut asumsi ane, itu juga terjadi karena faktor globalisasi. Globalisasi gak hanya sekarang yang sekonyong2nya banyak internet bermunculan, bisa chat sama orang yang gak dikenal, malah mungkin dengan penduduk di planet lain dan segala macem. Asal unsur internasional aja ada, maka itu udah masuk ke globalisasi. Nah, itu yang susah. Belanda, Jepang, ABCD, Abdacom, Portugal, dst yang pernah menjajah kita dari dulu ampe sekarang selalu menanamkan nilai2 yang berbasis neokolonialisme, neoliberalisme. Sehingga, penawaran dari Yoshihara Kunio tentang kapitalisme semupun juga bisa terjadi di Ospek! Khusus di Asia Tenggara terutama di Indonesia, ada yang namanya budaya patrimonal, yaitu budaya yang mengagung-agungkan penguasa. Bedanya, pas Ospek yang diagung2kan ADALAH SENIOR YANG TENTU SAJA MENYURUHNYA SECARA REPRESIF DAN KOERSIF. Sehingga, dari situ pula senior bisa memanipulasi (neolib) serta mengeksplorasi (neokol) secara, yah bisa disebut gak etis lah. Kalo emang mau menggali potensi anak, kenapa harus pake cara yang haram setengah serius alias acting?

Lebih lagi, senior pada kenyataanya selalu yang paling benar. Kalo salah, balik lagi ke yang benar. Jadinya, ini parah banget. Bahkan seniorpun bisa dianggap sebagai Tuhan. Mereka berhak memaksa angkatan bawahannya untuk senantiasa kompak di saat manapun, kapanpun. Lebih parah lagi, mereka juga sekonyong2nya meminta kesempurnaan. Misalnya, kalaupun setiap anak baru hadir dalam acara, bisa aja ada acara yang keselip segala (misal, ada kelompok yang gak kompak, telat, dan segala macem), pasti ditanya2 banget, mana kekompakannya.

Dilihat secara sosiologis, hal ini salah. Setiap orang punya perbedaan sendiri, setiap individual. Setiap orang punya nilai, yang mana nilai tersebut tidak bisa diintervensi untuk kehidupan sosialnya. Lebih lagi, secara antropologis hal ini salah pula, karena selain memainkan mindset ego serta kolektif yang nantinya akan dipaksa untuk menginternalisasi secara koersif (penetration violence - pemasukan unsur2 nilai budaya secara koersif) dia juga salah dalam konsep yang selalu ada, yaitu relaitivisme. Ingat, bahwasannya setiap ego juga punya pula nilai budayanya masing2 yang mungkin saja inheren dengan kebanyakan orang, tetapi koheren dengan cara dia hidup serta survive.




...........



So, please!


if you want to correct it, please comment!


Wassalamualaikum warahmatulohi wabarokatuh, dan salam sejahtera bagi kita semua, dan terima kasih banyak! Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar