Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Sabtu, 21 September 2013

Kontemplasi terhadap Tango: Sebuah Haifish

...

Apakah pembaca tahu, bahwa menyakiti orang2 yang dicintai ialah... Sia2..

Entah itu kerabat dekat lo, kerabat jauh lo, teman2 seperjuangan lo, orang2 yang pernah mengajari lo akan sesuatu yang bermanfaat buat hidup di dunia maupun akhiratlah, maupun orang2 yang pernah mengabdi kepada lo dengan tulus ikhlas.

Menyakiti mereka semua, dan disakiti oleh mereka semua itu layaknya... Sebuah perkara haifish... Perkara ikan hiu...

Perhatikan liriknya baik2, dan dengarkanlah juga.. Kalau bisa, nyanyiin juga, sekalian belajar Bahasa Jerman -,-

Wir halten zusammen  
Wir halten miteinander aus
Wir halten zueinander
Niemand hält uns auf
Wir halten euch die Treue
Wir halten daran fest
Und halten uns an Regeln
wenn man uns regeln lässt
Und der Haifisch der hat Tränen  
Und die laufen vom Gesicht
Doch der Haifisch lebt im Wasser
so die Tränen sieht man nicht
Wir halten das Tempo
Wir halten unser Wort
Wenn einer nicht mithält
dann halten wir sofort
Wir halten die Augen offen
Wir halten uns den Arm
Sechs Herzen die brennen
Das Feuer hält euch warm
Und der Haifisch der hat Tränen
Und die laufen vom Gesicht
Doch der Haifisch lebt im Wasser
so die Tränen sieht man nicht
In der Tiefe ist es einsam
Und so manche Zähre fließt  
Und so kommt es dass das Wasser
in den Meeren salzig ist
Man kann von uns halten
was immer man da will
Wir halten uns schadlos  
Wir halten niemals still
Und der Haifisch...
In der Tiefe ist es einsam
Und so manche Zähre fließt
Und so kommt es dass das Wasser
in den Meeren salzig ist
Und der Haifisch...

Terjemahannya (setahu gue, ya):

Kita berjuang bersama
Kita merasakannya bersama-sama
Kita bergerak bersama
Tidak ada satupun yang bisa menghalangi kita
Kita tetap setia
Kita teguh dengan perkataan itu
Kita mengikuti kesepakatan
Ketika kita diperbolehkan untuk mengatur
Dan hiu, dia sedang menangis
Dan mereka berenang dengan cepat
Tapi, mereka hidup di air laut
Jadi, tidak ada yang melihat mereka menangis
Kita tetap berjalan
Kita memegang teguh perkataan kita
Jika ada yang tidak bisa berpegang teguh
Kita berhenti untuk menyadarinya
Kita selalu membuka mata kita
Kita selalu memegang pundak satu sama lain
Enam hati yang selalu terbakar
Apinya membuatmu menyala terus
Dan hiu, mereka tetap menangis
Dan mereka tetap berenang dengan cepat
Tapi, mereka menangis di tengah lautan
Jadi, tidak ada yang melihat mereka menangis
Dengan kedalaman airnya, mereka sendirian
Dan banyak sekali air matanya yang mengalir
Maka, air lautnya itu
Akan terasa asin
Mereka bisa berpikir apapun
Yang mereka inginkan tentang kita
Yang penting, kita tetap bisa bertahan
Kita tidak akan pernah berhenti
Dan hiu...
Sangat dalam - di dalam kesendirian
Dan air matanya terus mengalir
Maka, rasa air lautnya
Pasti semakin asin
Dan hiu...

Ya, teman2... Jadi, kira2 beginilah lirik yang ditawarkan oleh Band yang bernama Rammstein. Band yang berasal dari Jerman ber-genre Industrial Metal ini benar-benar memberikan gue akan inspirasi yang sangat berarti. Inspirasi ketika gue sedang berkonfrontasi dengan orang-orang yang gue cintai, yang gue sayangi..

Yang sebenarnya, gue pelihara mereka bagaikan harta yang nilainya tiada batasnya... Bener2 berharga ampe di bawah Rukun Iman dan Rukun Islam gue lah... :(

...

Gue ngerasa bahwa banyak banget orang2 yang gue sayangi itu banyak2 berkonfrontasi dengan gue. Dan ini pun juga sebenarnya banyak banget di luar keinginan diri gue pribadi. Mereka yang biasanya meminta gue buat berkonfrontir dengan mereka, baik secara langsung maupun secara gak langsung.

Contohnya aja, bokap kandung gue. Ugh... Orang itu gak bertanggung jawab terhadap diri gue semenjak gue TK. Dia lari. Melarikan diri dari masalah. Hingga saat ini. Sehingga, gue gak bisa bertanya ke orang yang tepat hingga saat ini terutama buat masalah maskulinitas seperti apa itu pria sejati dan bagaimana cara mencintai lawan jenis secara baik dan benar. Gara2 orang itu!

Tapi, orang itu tetap merupakan kerabat dekat gue. Orang yang seharusnya gue pelihara bagaikan harta bernilai tiada tara. Dan ketika gue berkonfrontir dengan dia, rasanya seperti hiu yang sedang menangis. Tapi, hiu hidup di laut. Air matanya tidak akan terlihat karena bertabrakan dengan air laut.

Siapapun tidak akan tahu dan tidak akan peduli bahwa gue nangis gara2 berkonfrontasi dengan bokap kandung sendiri. Gue - bagaikan hiu yang sedang menangis di tengah lautan :"(

Menangis maupun tidak adalah sama saja... :"(


Contoh satu lagi, mengenai gue dengan si Tengil Tango. Yang baru aja gue persembahkan di 'Tragedi Desa Nunuk'. Kalo gak tahu, coba baca dulu deh, ada lima episode. Dikit2 kok ceritanya. Intinya, gue benci banget deh sama si Tengil Tango gara2 dia itu suka banget celakain temen sendiri.

Tapi, si Tango adalah teman seperjuangan gue. Orang yang seharusnya gue pelihara bagaikan harta bernilai tiada tara. Dan ketika gue berkonfrontir dengan dia, rasanya seperti hiu yang sedang menangis. Tapi, hiu hidup di laut. Air matanya tidak akan terlihat karena bertabrakan dengan air laut.

Siapapun tidak akan tahu dan tidak akan peduli bahwa gue nangis gara2 berkonfrontasi dengan teman seperjuangan sendiri. Gue - bagaikan hiu yang sedang menangis di tengah lautan :"(

Menangis maupun tidak adalah sama saja... :"(


....

*mariberkontemplasi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar