Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Kamis, 30 Mei 2013

Genseks Senin 27 Mei 2013



maskulinitas sebagai homophobia
sebagai konstruksi sosial
maskulinitas bukanlah esensi abadi yang dimiliki oleh manusia, melainkan konstruksi. cuma terjadi di interaksi sosial
teori sosial = bentuk ke-valid-an, butuh pembuktian baru apabila maskulinitas dianggap basi oleh masyarakat (configurations of practice)
Marx : tesis, antitesis, sintesis
sejarah --> sangat dinamis. bergantung pada permainan sosial politik
kelas borjuis dan proletar --> borju: elegan dan casual. proletar: kasar, dekilan, keras, capik, dulu sebagai pembawa senjata
ketika kapitalisme masuk, maskulinitas berubah. tadinya satu, dalam mekanisme pasar --> sukses dalam kegiatan pasar
sukses = makin banyak uang = sumber daya kuasa = mobilitas sosial
maskulinitas sebagai relasi kuasa
hegemoni
terdapat definisi maskulinitas. lelaki yang muda, sudah menikah, berkulit putih, badan tinggi kekar, dan baik di bidang olahraga
laki2 di luar ini gak sempurna
‘a man in power, with power, of power’
laki2 sebagai orang yang kuat, penuh kemampuan, punya kontrol
ada kebudayaan stratifikasi: laki maskulin, laki biasa, cewe
ketegangan/ketidaksetaraan dalam zona tsb adalah gendered zone
definisi ini muncul dari penggabungan simbol2
Fannon & David (1976)
1. no sissy stuff
2. be a big wheel
3. be a sturdy oak
4. give ‘em hell
maskulinitas dan penolakan feminimitas
sejak zaman freud, anak laki2 ditekan untuk menjaga identitasnya sebagai laki
oedipal project, proses pemindahan identifikasi dan emosi, dipisahin dari ibunya, dibentuk jadi heteroseks
imaji ayah = posesif, mengancam, kadang lemah
lama2 ia akan jadi pengidentifikasi penindas, dia akan menindas driinya sendiri
teror ayah thd anak harus bisa dilakuin, agar anak lelakinya ini gak jadi anak mami
ini yang bikin anak laki menjaga image thd teman2nya
perseturuan = ibu adalah nurture, ingin berkuasa thd anak lelaki lewat melindunginya
maskulinitas sebagai pembentuk homososial
“what men need is men’s approval”
kejantanan dipertontonkan sebagai bentuk eksistensi diri thd lelaki lain
lelaki memandang wanita sebagai sebuah objek/komoditas untuk pembuktian diri di samping kekuasaan, kekayaan, dan status
maskulinitas selalu disertai dengan ketakutan dan risiko kegagalan dalam kompetisi antar pria
our real fear is not fear of women but of being ashamed or humiliated in front of other men, or being dominated by stronger men (Leuren, 1986, p. 451)
freudian analysis --> maskulinitas anak lelaki
ayah adalah orang pertama yang mengamati perilaku maskulinitas anak lelakinya
homofobia: upaya penekanan hasrat thd lelaki agar tidak dituduh sebagai homoseks
homofobia berperan sebagai prinsip utama yang mengatur kebudayaan masyarakat mengenai kejantanan
homophobia is the fear that other men will unmask us, emasculate us, reveal to us and the world that we do not measure up, that we are not real men
rasa takut = malu. takut = menjadi kemayu
konstruksi sosial thd lelaki = lelaki pantang takut
fear --> ashamed --> silence
silence as boundaries. pagar biar gak jadi cewek
sebagai tingkah laku, manner, dan tindakan seorang lelaki selalu menunjukkan bahasa/kode sebuah gender
bagi pria yang dicap sebagai lelaki kemayu/gay memiliki taruhan yang besar bahkan sampai persoalan hidup dan mati
homophobia = insecurity about being heterosexual
erat dengan sexism and racism. real men = eropa. homo = the other
real men versi eropa = laki harus kuat, tidak mandul, sederhana dan simple, kasar, bukan orang yang mulia, bukan budak
unreal men
italia dan irlandia = bergairah dan penuh emosi
yahudi = kutu buku mandul, ukuran tubuh kecil
asia = tubuh kecil, halus, tampak seperti wanita
kenapa budak termasuk unreal men?
tidak dapat menghidupi dirinya sendiri, tidak dapat ditolong
penduduk asli AS (Indian)
anak naif dan tolol
red children of the great white father
tereksklusi sepenuhnya
orang takut juga termasuk the other
bertutur dan berperilaku semaskulin mungkin
cara (sesat) menjadi maskulin --> segregasi real men – other
merendahkan wanita
membuat wanita mengatur keperluan suami
membatasi kebebasan perempuan
pandangan beda
budak kulit hitam, asia, italia, irlandia = hypermasculine
merampok
membunuh
biadab
tidak punya gairah hidup
sudut pandang wanita: perempuan adalah inferior. perempuan powerless baik dalam level publik maupun individu. laki powerful
sudut pandang laki: what do you mean, men have all the power? what are you talking about? my wife bosses me around, my kids boss me around, mu boss bosses me around, i have no power at all! I’m completely powerless!
--> level sosial = laki punya power >< individu
tanya komen: Ribud, Apiz, Dwi, Damar, Mbing, TM, Gue
heterosexism --> heteroseks adalah universal, mendasar dalam diri manusia.
maskulinitas --> jamak/bervariasi --> belum tentu berlaku untuk semua cowok
problem laki = status kesehatan negatif, kekerasan, kecelakaan, risk taking, penggunaan narkoba dan alkohol, bunuh diri, gangguan seksual (impotensi, kemandulan, dll)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar