obsessional-compulsive neuroses
1. Pu- Ling frigulobis – fobi, obsesi ditandai dengan
kehadiran hawa dingin, angin, dengan cara membungkus diri dengan berlapis2
baju. keyakinan budaya: dingin menyebabkan kematian
2. shinseinkatsu (Jepang). terapi: semi isolation,
involvement in a labour sederhana, active training untuk penerimaan diri
3. histeri
hypersuggestibility
(berlebih2an)
automatic
obedience
coprolalia
(bicara jelek2, alat kelamin)
echomimia
(meniru tiba2)
authominia
altered
consciousness (kesadaran yang berubah)
disorganisasi
(tidak teratur, berantakan)
deppresion
anxiety
(kecemasan)
terutama pada perempuan berstatus sosial rendah yang
terekspos pada sudden stress
phobic state
1. evil-eye, mai-ojo (oho) – pdkt victim, sorotan mata
jahat, perilaku tertentu, tektonium
2. vodoo (sihir): ketakutan akan sihir
deppresive reaction
1. hwa itch: depresi – laki2 tua ditinggal istri yang masih
muda
2. perwujudan dalam kebudayaan Indian, waktu kumat,
penderita mengecat dirinya dengan wana hitam (warrior yang perang) – simbol
kejantanan
3. windigo psychoses: pada situasi paceklik (starvation –
ide tentang kanibalisme) yang memunculkan definisi tentang windigo (serigala
jadi2an yang biasa makan orang). cth dari penyesuaian thd kepribadian orang
Ojibwa
anxietas ganas
chronic, anciety, tension, hostility
moodiness, restless, terperangkap pada ide tentang sihir,
ketidakmampuan sosial (social disability), homicide (pembunuhan), suicide
(bunuh diri), excitement (rasa menggebu2)
masalah penduduk asli yang idup dalam kontak dan kebudayaan
yang gak ada senang2nya
disosiatif (>< asosiatif: bisa mikir hubungan seperti
sebab akibat/konsekuensi)
amok (masalah sosial budaya), stress lingkungan (terlalu
panas, dll), infeksi, alkohol, ketakutan dan kemarahan
klasifikasi gangguan jiwa
klasifikasi diagnosis
ilmuan antropologi tidak perli mempelajari a[a yang secara
mendalam dipelakari oleh psikiatri
namun mahasiswa antropologi perli memahami klasifikasi
mengenai macam2 gangguan jiwa dalam ilmu psikiatri, juga bagaimana
diinterpretasikan dan penderita diperlakukan oleh masyarakat
kategori besar
I. gg mental organik, termasuk gg mental simtomatik
(F00-F09)
II. gg mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
(F10-F19)
III. schizophrenia, gg schizotipal dan gg. waham (F20-F29)
IV. gg suasana perasaan (mood/afektif) (F30-F34)
V. gg neurotik, gg somatosom dan gg yang berkaitan dengan
stress (F40-F49)
VI. sindrome perilaku yang bhub dengan yang fisiologis dan
faktor fisik (F50-F59)
fisiologis --> fungsi organ tubuh
VII. gg kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F-69)
VIII. retardasi mental (F70-79)
IX. gg perkembangan psikologi (F80-89)
X. gg perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa
kanak2 dan remaja (F90-98)
XI. gg jiwa YTT (F99)
1. gg mental organik
demensia: suatu sindrom akibat penyakit otak. biasanya
bersifat kronik/progressif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi
kortikal yang multipel), termasuk daya pikir, ingat, orientasi, pemahaman,
berhitung, belajar, berbahasa, menilai (PPDGJ: 1993: 53)
respons kultural
1. tjd
penurunan yang cukup besar dalam fungsi intelektual
2.
respons sosiokultur dari lingkungan sekitar mempengaruhi manifestasi penurunan kemampuan ini
3. cth
alzheimer: kesabaran keluarga thd pasien amat diperlukan, bagaimana
menghadapinya? faktor kemiskinan dan
kebutuhan care giver, menghadapi cara bpikir tak logis, tuduhan tak benar, perlu penataan hubungan
sosial dalam keluarga dan masyarakat
2. gangguan zat psikoaktif
1.
narkoba terdiri dari bermacam2 jenis
2.
melalui penanganan budaya (kasus Bali): bio psiko-spiritual-sosiokultural,
penderita dibantu untuk: (a) melepaskan
ketergantungan; (b) memberi lingkungan kenyamanan yang baru sebagai ganti kenyamanan narkoba; (c) pemahaman mindset
masalah keluarga, bukan pasien; (d) keluarga
tidak menyalahkan; (e) mengembalikan masyarakat; (f) membangkitkan semangat juang; (g) narkoba sebagai masalah
global.
3. schizo, dst
1.
distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar yang khas, dan oleh afek yang tidak
wajar/tumpul
2.
kesadaran jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, wlp
bisa tjs defisit kognitif tertentu
di kemudian hari
3. gg
pada fungsi yang paling mendasar yang dimiliki orang normal untuk memiliki
suatu perasaan kepribadian
(individualitas), keunikan dan pengarahan (self-direction)
4. ada
anggapan bahwa pikiran, perasaan, dan perbuatannya yang paling intim terasa diketahui/terbagi rasa dengan orang lain
5. ada
waham2 yang bisa timbul di dirinya
6.
merasa dirinya dikendalikan oleh kekuatan alami dan supernatural untuk mempengaruhi
pikiran dan perbuatannya dengan
cara2 yang aneh. penderita merasa dirinya pusat segalanya yang tjd
7. ada
halusinasi auditorik
8. ada
kebingungan di awal penyakit yang memberi keyakinan bahwa dirinya terancam
9. arus
pikiran sering terputus, terasa ada sisipan pada alur pikir, juga pikiran
terasa tersedot oleh sesuatu di luar
10.
suasana perasaan dangkal, cepat berubah2
gg waham
bagaimana waham diwujudkan dan terkait dengan pengalaman
penderita. misal waham kebesaran, merasa dirinya sebagai ‘orang besar’. tokoh
riel dan fiksi
gg perasaan
depresi: ringan, sedang, berat dengan gangguan psikosis,
berat tanpa psikosis
kaji ttg content
depresi, dan respons masy thd penderita
biasanya dilakuin terapi keluarga dengan cara memantau
kehidupan keluarga ybs
kecemasan
1.
ancietas fobik
fobia
sosial: hanya terbatas pada makan di tempat umum, bicara di tempat umum, membudayakan jenis kelamin yang berbeda
ada
perasaan takut muntah
pada
kultur tertentu tatap mata menjadi menegangkan sering disertai harga diri yang
rendah, khawatir kritik, dari panik,
malu, kencing, ampe isolasi orang thd dirinya
fisiologis
perilaku
makan: anoreksia nervosa (gak mau makan, abis makan langsung muntah) dan
bulimia
kepribadian dan perilaku dewasa
personal
traits: pola penetapan persepsi, cara adain hubungan, cara pikir tentang
lingkungan dan diri sendiri, secara
luas secara konteks sosial dalam hubungan pribadi dan seseorang (Roan, 1985: 194)
personal
disorder: tjd bila ciri2nya tidak fleksibel dan tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungan itu, sehingga
kendalanya (gangguan) dalam fungsi sosial/kerja, atau timbul penderitaan
subjektif bagi dirinya (Roan, 1985; 1940)
diagnosis
GK hanya ditetapkan bila ciri2 itu adalah ciri2 yang menetap
retardasi mental
RM
ringan: IQ 50-69
RM
sedang: 49-58
RM
berat: 20-34
sangat
berat =< 10
respons thd masy: perlu care giver
perkemb psikologis
autisme. disebut gangguan perkembangan persuasive (GPP)
a.
keterlambatan dan deviasi hubungan sosial
b.
gangguan komunikasi
c.
perilaku stereotipik dan mannerisme, ulang2 suatu perilaku minat/aktivitas
d. thd
sebelum usia 36 bulan
DSM IV
1.
gangguan kualitatif interaksi sosial
2.
gangguan kualitatif interaksi komunikasi
3. pola
perilaku minat/aktivitas yang stereotip repetitif dan terbatas
termasuk dalam GPP ialah:
1.
gangguan autistik
2.
gangguan Kett
3.
gangguan disintegrasi masa kanak2
4.
gangguan Asperger
5.
gangguan perkembangan pervasive
MSSD
untuk GPP < 5 tahun
kesulitan
dalam bidang sensorik dan motorik. normatif dalam usia 5 tahun
bukan
suatu ketiadaan, tapi gak bisa ngomong secara langsung (preverbal gestural communication)
disfungsi
proses auditorik (persepsi dan pemahaman)
disfungsi
proses sensasi (hiper/hipoaktif, perencaanan motorik)
masa kanak2 dan remaja
gangguan persaingan antar saudara kandung (sibling rivalry)
antropolog
telusuri gangguan perilaku dan emosional
kecemburuan
thd sibling
persepsi
ketidakadilan ortu thd dirinya belum tentu benar
terapi
keluarga perlu dilakukan
ETNOPSIKIATRI
salah satu studi etnomedisin yang khusus mempelajari...
Atwood Gaines (1992): new ethnography. sistem psikiatri
sama2 bersifat kultural seperti halnya sistem religi, sistem kekerabatab,
sistem politik, karena itu folk psy (menurut Kiev cultural psy) dan
professional psy sama2 disbeut etnopsikiatri
bagaimana
masy meyakini dan menjalankan religi yang dianutnya
bagaimana
mengatur sistem kekerabatan? baagimana mengatur organisasi kehidupan bersamanya, ttg kekuasaan dan kepemimpinan
kelompoknya?
prinsip
cultural
construction (bangunan budaya) sebagai paradigma baru di dekade 1990an. kebudayaan adalah pembangun pola pikir,
hingga diwujudkan dalam praktik dan materi yang digunakan
RSJ Eropa/AS
modern
(produk dari sistem medis biomedikal)
namun
punya corak sendiri dalam:
penataan
ruang2 dan fungsinya
menunjukkan
hierarki yang ada
cerminan
aturan dalam kerjasama dan sifat kerjasama antar staf
penyediaan
fasilitas berdasarkan konsep penyembuhan
perbedaan:
dari
segi pendekatan: culture chapes behavior, termasuk mental disorder
biologi:
abnormal berada di luar
beda konsep
1. RSJ
sebagai institusi yang stabil
2. RSJ
sebagai institusi yang dinamis, ikuti perkembangan budaya. bangunan RSJ,
personil, kelas sosial
pasien, budaya masy
Atwood Gaines (pendekatan antropologi)
keyakinan
etnopsikiatri dan praktiknya adalah suatu kompleks bangunan yang turun temurun dan historis, mengungkapkan kehidupan,
gangguan, pengalaman, pandangan individual
cth
1.
dukun. komunitas afrika. tidak sebagai gangguan jiwa tapi komunikasi antara
roh, dewa, dan dukun itu
sendiri
stress psikososial
1.
kebudayaan tidak pernah sepenuhnya menyebaabkan keberhasilan pendukungnya dalam
mengatasi masalah adaptasi mereka thd
lingkungan alam dan sobudnya
2.
selalu ada kekuatan yang harus diatasi
3. ada
outlet secara budaya, tapi sering tidak cukup untuk menghadapi tantangan
perubahan sosbud yang cepat
outlet budaya
beberapa contoh outlet budaya: pasola di Sumba (mencari
prestige), pengambilan nyale di Lombok (sarana sosialisasi dan interaksi
sosial), pertunjukkan keperkasaan pada upacara adat kematian di Toraja, dll.
namun di masa ini, tuntutan dan perubahan kondisi sosbud lebih kompleks dan
tidak sepenuhnya dapat diatasi oleh mekanisme budaya
stres psikokultural
terjadi dalam konteks
isi
budaya
organisasi
sosial
perubahan
sosbud
stres
ini jadi perhatian bagi antropolog yang pelajari etiologi dan respons thd gg
jiwa oleh para individu dalam masy
nilai2 yang berubah
role
replacement (pergantian peranan)
excessive
explosure to simultaneous statuses (terpaparnya seseorang pada status2 secara simultan): ybs dihadapkan pada berbagai
status yang berbarengan, dengan hak dan kewajiban yang beda
role
deprivation (menyusutnya peranan): tjd penyusutan/menghilangnya peran yang
semula dilakukan dengan senang hati dan
adanya perasaan kebanggaan
sentimen:
adanya perasaan yang terkait pada peristiwa/hal tertentu
organisasi sosial
anomie:
merasa asing
rigiditas
sosial: hubungan kaku antar berbagai kelompok masy sehingga kebersamaan tdk terwujud dan kepentingan bersama yang
dirasakan, dengan kata lain: gak ada kehidupan untuk jalin kebersamaan. jadi gak solidaritas
perubahan sosial budaya
masalah
keberhasilan dalam beradaptasi, dalam level individu dan kelompok
seharusnya
secara terintegratif, sesuai kebutuhan masing2
PR! menurut Anda, antropologi bisa kerjasama dalam hal apa,
dan ngasih solusi apa, kasih contoh konkret!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar