Ayo Berjuang

Ayo Berjuang
Pantang Mundur

Kamis, 30 Mei 2013

Anpol Kamis 30 Mei 2013



kebijakan: ranah baru dalam antropologi
kebijakan: sebagai suatu perangkat dari pemerintahan, harus dipatuhi, kalo enggak akan kena sangsi
rakyat gak diikutsertakan --> kalopun iya, mesti atas nama kepentingan tertentu --> suka dipake pemerintah agar masyarakat percaya kalo ketetapan adalah sesuatu yang benar. cara ‘terbaik’: aturan besar untuk lokal --> Aceh. atas namain al-Quran untuk etnis lokal
latar belakang
para ahli selalu melihat warga dialienasikan oleh penguasa
kebijakan selalu tertutup ‘dikomersialisasikan’ untuk pihak2 tertentu
kebijakan selalu di luar batas tertentu --> privat
foucault: kebijakan adalah teknologi ‘hantu’ politik. dia selalu ada, ‘roh dalam mesin’, kita bergerak gara2 kebijakan itu
kebijakan selalu diharapkan oleh pihak2 tertentu, yang dipengaruhi padahal belum tentu mau
kebijakan sebagai teks: pedoman untuk tindakan. padahal setiap masy punya ini sendiri2 --> efek otda. pahami teks sebagai kaca perilaku masy. kalo gak mau kena sanksi
sebagai kaca retorikal: hal yang menyalahkan/salah arti/ambivalen --> hanya untuk legitimasi siapa yang benar/salah
sebagai hal yang koersif --> punya sanksi, gak ditaatin, konsekuensinya kejebak
rumusan kebijakan/perlakuan eksternal
masalah politik --> diskursus politik --> pengetahuan politik
language and policy discourse
antropologi jarang buat studi tentang bahasa
penting buat studi policy --> analisis dokumen kebijakan tertulis
Aphorpe: melihat bagaimana bahasa dipakai untuk mempengaruhi dan mengontrol audience dan dipakai di dokumen kebijakan
discourse
grillo: mencakup semua aspek organisasi linguistik di atas level frase
seidel: cara berpikir yang mungkin tumpang tindih, menutup cara pikir yang lain
gron & vidil: susunan ideologi yang terlampau mantap
‘politics of discourse practice?’
‘who has the power to define it?’
peran policy dalam hal ini: political agenda & pemberian otoritas
bahasa: konstruksi sosial. bukan otonom, tapi tergantung konteks sosiokultur
formulasi discourse baru
keyword bergeser penggunaan dan maknanya
ex: keyword ‘culture’ dari ‘agriculture’ (cultivation) ke ‘art’, ‘science’, ‘civilization’
keyword yang maknanya dominan di suatu masa
namun makna yang terdahulu bisa dipakai lagi
keyword yang labil --> mobilizing metaphors. bakal bergeser secara penuh.
govern: pemerintah, legitimasi, menindas
Aphorpe
concern sama bahasa dan gaya penulisna dokumen dengan penelitian kebijakan
policy = please and persuade rather than inform and describe
seidel & vidal (naming and clasifying --> di luar ini, no way!)
fokus ke discourse
ada peran politik discourse di pembuatan kebijakan
discourse = cara khusus dalam berpikir dan berargumen yang melibatkan aktivitas politik yaitu naming and clasifying yang meniadakan cara berpikir yang lain
policy as cultural agent
extending hegemony over population/peoples
naturalizing particular ideology as common sense by using public space, institution, identity
canada 125 policy (eva mackey)
progressive conservative party againts government state
coordinating private – sector sponsorship of Sanall Town anniversary festival which would extol the virtues of being (real) canadian
intervention by disguising agents inside society to create ‘cannadianness environment’ --> menyingkirkan non-ras kanada asli
sweddish ‘jamstaldment’ (annika rabo)
government intervention inside national identity of ‘gender equality’ concept
operating/creating diversity in jobs for both gender
EU European Audio-visual space (cris shore)
utilizing policy for audio-visual media as an instrument for forging large-scale social identity
integration againts foreign imperialism (USA and Japan)
kebijakan sebagai diskursus
menghilangkan identitas
mengatur baik dan buruk
mengadakan apa yang gak ada
untuk kepentingan generalisasi
kebijakan --> gak lepas dari ‘kepentingan’ (partai, kapitalis, global, etnis, masy) --> ideal = 95% untuk kepentingan masyarakat (bottom up)
DPR dan DPRD bisa dibeli kapitalis! --> pasal RUU bisa lho, contohnya pasal tembakau
antropolog --> critical think --> buat siapa sih kepentingannya??
governmentality --> hal2 yang mendukung kepentingan pemerintah
‘tality’ --> mendukung subjek
protes Aceng --> lupa sama sejarah --> Cut Nyak Dien ngangkang pas naik kuda
affective --> seolah bersimpati. pasti ada hidden agenda/realpolitik.
cth politik etis (edukasi, irigasi, transmigrasi)
edukasi
Indlansche – Lagere School Ongko Loro --> SD kelas 2! gak full ampe 6 SD!
beda mutu, jauh banget sama ‘Europese – Lagere School’
kenapa? butuh naker murah yang bisa baca tulis, biar bisa baca norma di perusahaan (pegawai rendahan/kuli pabrik)
soal UAS: klp 5 (patron klien), 3 (desentralisasi), 6 (kebijakan), 1 (jawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar